Rabu, 25 Juni 2014

Hedonisme Mahasiswa

Agent of changesocial control, dan iron stock adalah tiga kalimat yang disandang mahasiswa. Seperti sebuah kalimat biasa dalam bahasa Inggris, namun kalimat tersebut memiliki esensi yang begitu dalam. Ketiga kalimat tersebut merupakan tugas-tugas yang harus dijalankan oleh semua mahasiswa tanpa terkecuali.

Agent of change, agen dari sebuah perubahan. Tak hanya perubahan pada kampus sendiri, mahasiswa dituntut untuk melakukan perubahan dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Akar-akar permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat harus bisa dicabut oleh mahasiswa. Merubah untuk menjadi yang jauh lebih baik. 

Social control, menjadi kontrol kehidupan bermasyarakat. Bilamana terdapat suatu kekeliruan dalam kampus maupun masyarakat luar, mahasiswa harus bisa mengontrolnya dan membuat kembali kedalam keseimbangan sosial. 

Iron stock, persediaan kaum intelektual. Mahasiswa adalah makhluk yang dianggap sempurna dalam masyarakat. Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk cerdas dalam berfikir dan bertindak. Tidak hanya itu saja, mahasiswa harus mengabdi kepada masyarakat dan peka terhadap sesuatu yang terjadi dalam masyarakat serta mengambil tindakan dengan analisis yang tajam.

Namun seiring majunya zaman, mahasiswa banyak yang mengabaikan tugas dan kewajibannya. Cenderung apatis terhadap segala bentuk permasalahan yang menjera masyarakat umum. Banyak mahasiswa yang hanya kuliah didalam kelas lalu pulang, kemudian datang lagi ketika ada jam kuliah. Begitu miris ketika mengetahui mayoritas mahasiswa tak peduli dengan apapun. Targetnya hanya mendapat IPK besar dan lulus secepatnya, tanpa menoleh sedikitpun terhadap banyaknya masalah sosial yang kerap sudah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi.

Salah satu yang menjadikan mahasiswa apatis adalah mahasiswa hanya mencari kesenangan tanpa mau dengan penderitaan. Atau biasa disebut dengan hedonis, sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan dan tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Mahasiswa yang berfikir seperti ini dengan sendirinya menganggap atau menjadikan kesenangan itu hanya sebagai tujuan hidupnya (Burhanudin, 1997:81).

Sikap hedonis harus dihilangkan jauh-jauh dari kalangan mahasiswa, sebab akan merusak karakter mahasiswa. Menjadikan mahasiswa menjadi tidak aktif dalam berbagai kegiatan yang menunjang kehidupannya kelak. Hedonisme dapat dicegah dan diobati dengan beberapa langkah. Cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat keimanan. Iman yang kuat membuat kita menjadi manusia yang peduli. Dan sebuah kepedulian tersebut akan banyak membantu sesama. Mahasiswa juga perlu lebih banyak membaca buku. Semakin sering kita membaca buku, maka akan banyak pula pengetahuan kita. Dengan banyaknya pengetahuan, akan menjadikan kita sering berpikir dan berfikir akan membuat kita semakin peka terhadap berbagai masalah yang ada.

Selain dua hal itu, mahasiswa dituntut berpikir mendalam. Berpikirlah tentang apa yang sudah didapat selama kuliah ini. Pikirkan bahwa ada banyak organisasi baik skala internal kampus maupun eksternal. Begitu banyak organisasi tapi mengapa tidak ikut berkontribusi. Organisasi tersebut adalah sebuah kelas diluar sks yang ada disiakad. Kelas tersebut gratis dengan banyak pilihan sesuai dengan yang diinginkan. Mengapa tidak dimanfaatkan ilmu yang tanpa biaya tersebut. Dengan ikut organisasi maka potensi yang ada dalam diri kita akan terasah dan semakin tajam.

Mahasiswa juga tidak boleh malu. Malu ada tempatnya, jangan pernah malu untuk melakukan sesuatu selagi itu baik untuk diri sendiri dan orang lain. Mayoritas mahasiswa yang menduduki semester atas malu untuk bergabung dalam kegiatan kemahasiswaan yang sebelumnya belum pernah diikuti. Tegapkan badan, busungkan dada. Dan majulah untuk membuat perubahan yang lebih baik tanpa ada rasa malu.

Oleh Erzal Syahreza Aswir

6 komentar:

Thanks for comment